Delon itu Penyanyi atau TKW (Sepenggal cerita lucu di KL)

Ini adalah sepenggal kenangan lucu yang ga akan terlupakan seumur hidupku. Saat aku masih kerja di Kuala Lumpur dan disibukkan dengan urusan TKW yang bernaung di bawah Agency tempatku bekerja. Pekerjaan yang menumpuk dan kadang membuat stress berat memang menjadi “makanan” sehari-hari bagi ku dan kawan-kawan. Tapi ada aja kejadian lucu, seperti yang ku tuliskan dibawah ini…

————————————————————————————————————————-

Seperti biasa, kalau lagi lembur di malam hari, untuk mengusir kejenuhan aku mendengar musik dari pc ku. Jadilah aku DJ dadakan bagi kawan-kawan yang request berbagai macam lagu favorit. Sehabis mendengar lagu Kokoronotomo yang dinyanyikan Delon dan Ayumi, salah seorang teman mulai membahas tentang kekagumannya kepada Delon.

Sambil terus bekerja dan mata tidak lepas dari layar komputer kami hanyut dalam pembahasan nasib baik Delon. Seorang temanku yang terkenal paling lugu dan selalu telat informasi ikut nimbrung. Dia mendengar percakapan kami dengan seksama sambil sesekali keningnya berkerut, kebiasaan kalau sudah bingung.

Tiba-tiba temanku itu bertanya dengan polosnya, “kak Farida, Delon itu siapa? Dulu kerja di sini juga ya?”

Belum sempat kujawab, seorang teman mendahuluiku,” Iya, dia dulu suka ngangkatin botol air dan isi dispenser di semua office dan training center kita.”

“Ooooh, TKW juga… wah hebat donk, bisa jadi penyanyi terkenal.”

Kwakakak… kak… kak… tanpa bisa ditahan, ketawa kami pun pecah dan tidak bisa berhenti. Perutku sangat sakit dan mataku berair. Tinggallah kawanku dengan wajah heran dan bingung melihat kami yang tertawa tanpa rasa kemanusiaan.

Akhirnya aku merasa kasihan melihat dia kebingungan, dengan susah payah aku mengendalikan perasaan geli yang masih menggelitikku. Kukatakan, “Delon itu laki-laki. Dia tidak pernah kerja sebagai tukang angkat air di sini apalagi jadi TKW… Dia sekarang menjadi penyanyi terkenal karena menang Indonesia Idol. Dulunya dia orang biasa yang harus keliling untuk menjajakan peralatan dapur secara kredit. Masa sih kamu tidak pernah lihat Indonesia Idol di TV ?”

Seketika itu juga mukanya merah dan aku lihat dia seperti marah karena merasa kami permainkan.
” Saya kan mana tahu siapa itu Delon. Lagian waktu di kampung saya juga tidak pernah tahu apa itu Indonesia Idol. Boro-boro mau nonton TV, mau urus anak dan suami aja udah repot. Maklum aja deh, namanya juga orang tidak sekolah jadi nggak tahu apa-apa.”

Dan dia pun meninggalkan kami dengan perasaan dongkol. Ada perasaan bersalah juga tapi tetap aja aku masih sering merasa geli kalau ingat hal itu.

Dari hal ini, aku bisa menilai seseorang yang kita anggap sudah sangat terkenal ternyata belum tentu dikenal banyak orang. Seandainya seorang Delon tahu hal seperti ini, bagaimana perasaannya?

Sudah susah-susah jadi penyanyi ternyata masih ada aja yang belum kenal, bahkan lebih “sadisnya” lagi, disebut sebagai tukang angkat air atau TKW di office kami. Bisa-bisa Delon ngambek berat dan mogok nyanyi.

Inilah salah satu hal lucu tapi membuatku berpikir apa arti “terkenal” yang sebenarnya ? Huh… kalau harus memaksakan diri untuk mencari jawaban yang sebenarnya, bisa-bisa kepalaku semakin mirdong (pening). Karena melihat file yang sangat indah tertumpuk di mejaku sudah membuatku hampir sesak nafas.

Delon….Delon…. Ai naung bea na ma nasibmu, itonan? (Delon… Delon… apa yang sudah terjadi dengan nasibmu, mas….)